Minggu, 06 November 2011

penduduk dan kebudayaan

Penduduk Dan Kebudayaan

BKKBN: Jumlah Penduduk Indonesia 241 Juta

Minggu, 06 November 2011 13:21

Jakarta - Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sudibyo Alimoeso di Jakarta, Minggu (6/11), memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia pada 2011 bertambah menjadi 241 juta jiwa lebih.

Pernyataan tersebut disampaikan Sudibyo usai kembali dari kegiatan "Workshop bagi Jurnalis" di Puncak, Jawa Barat. Sudibyo menjelaskan, jumlah penduduk pada tahun 2011 ini sudah melesat jauh dibandingkan hasil sensus yahun 2010.

Berdasarkan sensus 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun.

"Itu sensus penduduk tahun lalu. Sekarang sudah 2011 berarti jumlah penduduk kita sudah bertambah lagi," katanya.

Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun.

"Dengan demikian, jika di 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di 2011 bertambah 3,5 juta lebih yakni sekitar 241 juta jiwa lebih," katanya.

Jika laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Tanah Air pada 2045 menjadi sekitar 450 juta jiwa. Ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.

Ia menambahkan, pemerintah perlu merevisi proyeksi jumlah penduduk saat ini. "Karena jika masih berdasarkan pada proyeksi sebelumnya dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat," katanya.

Menurut dia, jika tetap bersandar pada proyeksi sebelumnya maka dikhawatirkan akan memengaruhi proyeksi kebutuhan pangan nasional dan kesiapan dalam mengantisipasinya.

"Prediksi jumlah penduduk Indonesia meleset dari kenyataan karena secara praktis mengingat deviasinya cukup besar perlu segera dilakukan revisi," katanya.

Menurut Sudibyo , proyeksi yang tidak tepat akan berimplikasi pada penyediaan kebutuhan dasar penduduk, seperti pelayanan kesehatan, pelayanan pangan, perumahan, lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.

"Dalam perhitungan pangan dan gizi, selisih proyeksi hingga empat juta jiwa akan menimbulkan dampak yang sangat luas pada berbagai sektor kependudukan," katanya.

Sumber:GATRA news




monday, 17 October 2011 01:46 PDFPrintE-mail





Budaya Batak tingkatkan pariwisata Sumut


SAMOSIR - Suku Batak memiliki kebudayaan yang spesifik dan unik karena itu perlu perhatian serius pemerintah dan semua elemen untuk mengembangkannya. Budaya Batak memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi potensi pariwisata. Hal ini dilakukan untuk memacu kemajuan industri pariwisata di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

"Sebagai budaya dan daerah yang merupakan asal muasal orang Batak, potensi wisata dan kebudayaan yang spesifik dan unik tersebut harus bisa dinikmati seluruh penduduk dunia," kata Wakil Bupati Samosir, Mangadap Sinaga.

Dijelaskannya, industri pariwisata di Kabupaten Samosir memiliki masa depan yang sangat cerah dan memiliki peluang untuk dapat semakin maju dan berkembang di Kabupaten Samosir.

Makanya semua bentuk tradisi yang menjadi unsur kebudayaan unik tersebut harus dilestarikan untuk menunjukkan jati diri orang Batak yang selalu dikaitkan dengan daerah pusuk buhit di pulau Samosir.

Menurut Mangadap Sinaga, keunikan dan keindahan Danau Toba sebagai danau vulkanik terbesar yang berasal dari letusan gunung berapi dengan budaya masyarakatnya memiliki ciri khas tersendiri dapat dijadikan modal utama mengembangkan sektor pariwisata


"Banyak seniman dan budayawan menceritakan dalam tulisannya mengangkat keunikan budaya yang ada di daerah tersebut, sehingga dikenal seluruh penjuru dunia," katanya.

Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) Provinsi Sumatera Utara, Parlindungan Purba, mengatakan pemerintah dinilai tidak peduli dengan pariwisata di Sumut, terutama Danau Toba.

Parlindungan mengatakan, pariwisata di Sumut selama ini kita lihat mempunyai potensi besar menjadi destinasi wisata para turis asing maupun lokal di Indonesia. Beberapa tujuan wisata yang menjadi primadona di Sumut antara lain seperti Danau Toba, Taman Nasional Gunung Leuser, Berastagi, Tangkahan, Air terjun Sipiso-piso mapaun air terjun Sigura-gura, dan daerah wisata lainnya jika dikemas dengan baik tentunya Sumut tidak kalah dengan daerah lain seperti Bali, Lombok, dalam hal pariwisata.

Namun, yang menjadi masalah pariwisata di Sumut ini ialah masalah infrastruktur, seperti jalan menuju tujuan wisata, listrik, telekomunikasi, maupun fasilitas-fasilitas lainnya di daerah wisata. Tentu hal ini menghambat Sumut dalam mengembangkan potensi wisatanya dan dapat menyebabkan para turis asing maupun lokal enggan untuk berkunjung ke daerah wisata di Sumut, ujarnya

Namun, tambah Parlindungan, wewenang yang dimiliki Kabupaten Kota, maupun Provinsi harus dapat memainkan peran besar dalam memajukan sebagai Konduktor. Selain itu, dia juga mengkritik Kementrian Pariwisata yang kurang peduli dengan temapt-tempat wisata di Sumut salah satunya ialah kurang diperhatikannya primadona wisata Sumut, Danau Toba.

“Menteri Pariwisata terkesan kurang peduli dengan Danau Toba,” kritiknya terhadap pemerintah.

Editor: PRAWIRA SETIABUDI
(dat03/wol/antara)

sumber:Waspada Online

WARTA KARTUN HARI INI






Tidak ada komentar:

Posting Komentar